Namun, di tangan seorang ibu di Banjarnegara, Jawa Tengah, ikan mujair justru diolah menjadi keripik yang renyah nan gurih. Penasaran seperti apa rasanya?
Ikan mujair yang biasa hidup di air tawar sering diolah sebagian masyarakat sebagai lauk, baik di goreng, pepes, ataupun bumbu santan.
Namun lain hal dengan yang dilakukan oleh Sunarti, warga Desa Luwung Kecamatan Rakit, Banjarnegara, Jawa Tengah ini mengolah ikan mujair menjadi sebuah makanan unik berupa keripik yang kabarnya memiliki kelezatan dan tingkat kandungan protein yang cukup tinggi.
Setiap hari, Sunarti, 55 tahun, bersama suaminya Jubaidi, 65 tahun, selalu mengambil ikan di kolam belakang rumahnya. Anakan ikan mujair yang berusia antara 1,5-2 bulan ini selanjutnya akan diolah menjadi sebuah camilan keripik.
Diawali coba-coba dalam mengolah keripik mujahir, dirinya tak menyangka kini bisa menjadi bisnis yang cukup menguntungkan. Dengan dibantu empat karyawannya, dalam sehari dia bisa membuat hingga 25 kilogram (kg) keripik mujair yang dijual per satu kg.
Adapun keripik mujair ini dijual dengan harga Rp75 ribu. Hingga saat ini, keripik mujair buatan Sunarti telah dipasarkan ke sejumlah daerah seperti Jakarta, Semarang, dan Bandung.
Omzet dari usaha keripik tersebut bisa dikatakan lumayan, yakni antara Rp4 juta hingga Rp5 juta setiap bulannya. Sunarti yang telah enam tahun menggeluti usaha keripik ini telah mampu menyekolahkan anaknya hingga sarjana. (Elis Novit/Sindo TV/ade)
0 komentar:
Posting Komentar